Theory of Ego

Mungkin sudah tidak banyak orang yang berkisah dengan platform ini. Tapi entah mengapa, bagiku disini adalah tempatku mencurahkan semua yang ada di pikiranku, tanpa harus orang lain tau. Aku ingin tetap tersenyum di depan orang-orang terdekatku. Aku ingin tetap baik-baik saja di depan mereka. Meskipun sebenarnya aku punya banyak sekali luka dan trauma, tapi jika diingat lagi. Setiap orang pernah punya luka masing-masing, jadi untuk apa aku menceritakan lukaku kepada orang lain, bukankah itu sesuatu yang berlebihan?. Setiap orang bergelut dengan masalahnya sendiri dan tetap bisa baik-baik saja. Jadi kenapa aku harus se-berlebihan itu?. Aku juga harus kuat, setidaknya kuat di depan orang lain. Tapi disini, aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, menceritakan semua keresahan yang selalu ada di pikiranku. Biarlah saja aku seperti ini. Cerita dimulai ketika aku merasa hidupku seperti tidak memiliki ujung bahagia, hmmm entah mungkin hanya aku saja yang kurang bersyukur.

.........


Di tulisan lain, di blog ini aku menceritakan tentang seseorang yang datang kedalam kehidupanku. Lelaki ini baik, begitu baik hingga aku merasa aku tidak cukup baik untuk menemani masa depannya. Aku mempunyai satu kekurangan yang membuatku tidak seperti perempuan pada umumnya. Bukan.. aku bukan tidak terima dengan takdirku ini, aku yakin Allah memberiku hal seperti ini karena ingin memberiku satu pelajaran berharga, aku yakin itu. Tetapi lelaki ini yang berniat menikahiku, berniat hidup bersama denganku, menghabiskan hari tua bersamaku. Lelaki ini yang mengusahakan suatu masa depan indah denganku, yang ikhlas menerima semua kekuranganku. Tapi terkadang hati nuraniku berkata lain, apakah aku cukup baik untuk menemaninya?. Pergulatan batin yang sering ada dalam hatiku, belum selesai dengan masalah pergulatan batinku sendiri. Suatu tembok kembali terbentuk, lelaki ini mungkin ikhlas menerimaku apa adanya aku dengan kekuranganku. Akan tetapi keluarganya? Keluarganya tidak terlalu menerimaku. Aku menganggap itu hal wajar karena memang yang terjadi denganku terdengar krusial dan tak seperti wanita normal. Walaupun aku tidak pernah ragu dengan kuasa Allah, aku yakin semua akan berjalan pada waktu yang memang tepat. Aku hanya perlu bersabar berpasrah dan berusaha semampuku. Aku hanya perlu itu, lelaki ini mau bersabar untukku tapi apakah keluarganya bisa bersabar denganku?. Apakah memang mereka orang yang Allah kirim untuk menemaniku? Menemani dalam setiap ujianku? Ataukah sebenarnya sikap keluarganya yang demikian adalah sebagai satu petunjuk dariNya bahwa sebaiknya memang kami harus saling merelakan?. Karena diluar sana jodoh kami masing-masing sedang berusaha menemukan kami?. Apakah demikian sebenarnya jawaban Allah untuk kami?. Terasa berat bagiku dan ku yakin dia pun merasakan yang sama. Berat bagiku menghapus semua yang sudah kami lalui. Berat bagiku membuat keputusan yang mungkin saja menghancurkan hidupku untuk beberapa waktu atau membuatku menyesal sekian waktu. Berat bagi kami untuk menghancurkan semua mimpi yang pernah kami bangun bersama, tetapi ini juga sama beratnya bagi kami untuk maju menerjang ombak restu yang belum tentu berujung temu. Bahkan makin terasa berat bagiku ketika mengingat kata yang terucap dari keluarganya tetang ku. Kenapa tidak benar-benar menentang jika memang tidak suka denganku?. Kenapa harus mengeluarkan jawaban yang seolah diplomatis padahal sebenarnya hanya menggantung tanpa kejelasan waktu...........

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teaser MV Terbaru Super Junior "Opera (Jap. Version)

Sekilas Tentang PT. Kalbe Farma Tbk

Sinetron Yusra dan Yumna Sedikit Mencontek Drama Korea "Lie To Me"